Minggu, 30 Oktober 2011

Bicara Pendidikan Kepramukaan


Bicara Pendidikan Kepramukaan

Ubah Persepsi Masyarakat TETAP SETIA: Meski sudah berumur setengah abad, Ayi tetap ingin berkiprah di kepramukaan untuk mendidik anak-anak. Berkiprah dalam gerakan pramuka sudah dilakoninya sejak 1966, saat masih duduk di bangku SMP. Bagi Ayi Puspitasari, pramuka bukan hanya sekadar tepuk tangan dan melantunkan nyanyian mars pramuka, tapi banyak ilmu yang didapat untuk mengembangkan karakter anak. PRAJA muda karana atau pramuka,menjadi bagian dalam pendidikan luar sekolah. Mayoritas pendidikan pramuka dituangkan dalam bentuk kegiatan yang menarik, terarah dengan metode yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Itulah yang dikatakan Ayi Puspitasari.

“Pramuka bukan hanya sekadar tepuk tangan dan nyanyi, namun juga membantu dalam pembentukan karakter anak,” katanya. Ia sangat merasakan betul bagaimana ditempa dalam pramuka,hingga mencintai dan terus menggeluti gerakan tersebut hingga kini. “Banyak teknik keterampilan yang diajarkan,sehingga dapat mengembangkan kreativitas anak. Jadi saya sangat menyayangkan jika ada orang yang menganggap pramuka hanya tepuk tangan dan bernyanyi,” ucapnya. Selain itu, yang membuatnya berkesan dalam setiap kegiatan pramuka adalah saat etika anakanak didiknya terbentuk dengan baik. Seperti, lebih menghargai dan mau melestarikan alam. Begitu pun saat ia diangkat menjadi guru pada 1974. Ayi menerapkan pola didik yang didapatnya saat pramuka. Hal itu terbukti membuat siswasiswinya lebih disiplin. Perempuan kelahiran 12 Desember 1953 itu juga aktif dalam membina ekstrakurikuler pramuka di sekolah yang ia pegang. Ayi meyakini jika setiap anak mengikuti kegiatan pramuka, tawuran siswa bisa diredam. “Saya yakin dengan mengikuti pramuka, jumlah siswa yang tawuran bisa diminimalisir. Karena pola pikir lebih terarah dan kegiatan mereka bisa lebih positif,”

SIKAP disiplin yang didapat dari kepramukaan, ternyata ia terapkan juga dalam kehidupan pribadinya. Di rumah, ia menerapkan sikap itu kepada kedua putrinya.

Yang paling ditekankan adalah sikap mandiri. Sebab, kata dia, dalam menjalani kehidupan, harus ada persiapan. Nah,dengan kemandirian, manusia lebih bisa bertahan hidup. Apalagi di tengah kondisi negara yang tidak stabil seperti saat ini.

“Keluarga saya keluarga sederhana.Jadi saya ingin menerapkan keman dirian agar kedua putri saya tidak cengeng dan lebih kuat meng hadapi kehidupan,” tambah Ben dahara Kwartir Cabang Kota Bo gor ini.(cr1)

Miris Pergaulan Anak Muda Sekarang

BAGI Ayi, meski usianya sudah tidak muda lagi, ia harus terlibat dalam setiap kegiatan pramuka. “Saya ingin sebisa mungkin untuk terus terlibat dalam kegiatan pramuka, terutama jika dalam hal pembinaan generasi muda. Karena mereka yang nantinya jadi penerus bangsa,”katanya.

Dijelaskannya, saat ini ia miris melihat pola pergaulan anak muda yang cenderung bebas hingga banyak anak yang terjerumus pada pola pemikiran yang salah. Padahal, jika karakter dibina dan ditumbuhkan akan banyak anak yang berprestasi.”Ketimbang salah pergaulan,” tambah perempuan yang juga menjabat sebagai Kepala Sekolah SDN Papandayan 1 tersebut.(cr1)

Dikutip dari radar bogor
di publikasikan kembali oleh team blogger SMPN 1 Parung

Tidak ada komentar: